Penilaian adalah upaya
atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu
tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk
mengtahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar. Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Penilaian merupakan hasil dari proses belajar.
Terkadang ketika memberikan penilaian dalam aktifitas proses pembelajaran dinilai mahasiswa tidak objektif. Pada dasarnya setiap mahasiswa tentu menginginkan nilai terbaik “A”. Tapi apakah seorang dosen memahami bagaimana proses penilaian yang diberikan yang di peroleh dari berbagai aspek. Berikut 3 aspek / sudut pandang yang dapat membantu bapak/ibu dalam memberikan penilaian kepada mahasiswa.
1.
Kognitif
Ranah kognitif
adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut
aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu: (1) Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge).
(2) Pemahaman (comprehension), (3) Penerapan (application), (4) Analisis (analysis), (5) Sintesis (syntesis) dan (6) Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation).
Tujuan aspek kognitif
berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang
lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang
menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode
atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan
demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan
mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang
paling tinggi yaitu evaluasi.
2.
Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap
dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,
sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat
diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif
tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik
dalam berbagai tingkah laku.
Ranah afektif
menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: (1)
Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan), (2) Responding
(menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”,
(3) Valuing (menilai atau menghargai),
(4) Organization (mengatur atau mengorganisasikan) dan (6) Characterization
by evalue or calue complex (karakterisasi
dengan suatu nilai atau komplek nilai)
3. Psikomotorik
Ranah
psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak
dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah
berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari,
memukul, dan sebagainya.
Hasil belajar
keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1) pengamatan langsung dan
penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik
berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan
tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
(3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan
kerjanya.
Tiga aspek tersebut semoga menjadi pertimbangan bapak/ibu dosen ketika memberikan penilaian kepada mahasiswa. Mumpung tahun ajaran baru, ini bisa menjadi tolok ukur dalam pemberian nilai yaa..
Referensi
Bloom, B. S. ed. et al. (1956). Taxonomy of
Educational Objectives: Handbook 1, Cognitive Domain. New York: David
McKay.
Gronlund, N. E. (1978). Stating Objectives for
Classroom Instruction 2nd ed. New York: Macmilan Publishing.
Krathwohl, D. R. ed. et al. (1964), Taxonomy of
Educational Objectives: Handbook II, Affective Domain. New York: David
McKay.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar